Harga emas dunia dalam sepekan mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi di data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cukup kuat kendati inflasi yang melandai.
Pada penutupan perdagangan Jumat (26/7/2024), harga emas di pasar spot ditutup naik di angka US$2.385,57/troy ons. Hal ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Kamis (25/7/2024) yang turun ke angka US$2.364,5/troy ons.
Sementara secara mingguan, harga emas melemah 0,63% dari US$2.400,8/troy ons menjadi US$2.385,57/troy ons.
Di awal pekan ini, tampak harga emas naik tipis karena terdapat ketidakpastian di AS setelah Joe Biden mundur dari kandidat presiden AS.
Mundurnya Biden bisa membuat ketidakpastian meningkat sehingga permintaan emas akan meningkat meskipun hanya sementara.
Selain itu, mayoritas pelaku pasar juga bersikap wait and see perihal data ekonomi AS yang cukup penting yakni pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II-2024 pada Kamis dan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) pada Jumat.
Sejumlah proyeksi meyakini bahwa ekonomi AS akan bertumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2024. Hal ini yang pada akhirnya membuat investor was-was karena berdampak pada keputusan bank sentral AS (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya.
Pada akhirnya, Departemen Perdagangan AS melaporkan data awal produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II-2024 tumbuh 2,8% pada basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), lebih tinggi dari kuartal I-2024 yang hanya tumbuh 1,4%.
Angka awal PDB AS pada kuartal II-2024 ini juga berada di atas ekspektasi pasar sebelumnya yang memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tumbuh 2%.
Laporan PDB terbaru menunjukkan bahwa dunia usaha terus berinvestasi dan konsumen masih mendorong pertumbuhan dengan belanja mereka, meskipun harga barang masih cenderung tinggi.
Ketika perekonomian Negeri Paman Sam terus berkembang dari April hingga Juni 2024, inflasi kembali mengalami tren penurunan dan tampaknya berada pada jalur yang tepat untuk semakin melambat menuju target yang ditetapkan oleh The Fed sebesar 2%.
Hal ini semakin membuat harga emas dunia terpuruk. Namun di akhir perdagangan pekan ini mengalami rebound pasca inflasi PCE AS kembali melandai dan sesuai ekspektasi pasar.
Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi/PCE pada Juni lalu mencapai 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang mencapai 2,6%.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE mencapai 0,1%, sedikit lebih tinggi dari Mei lalu yang mencapai 0%.
Sementara itu inflasi PCE inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi naik 0,2% pada Juni 2024, dari bulan sebelumnya mencapai 0,1%.
Dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), indeks PCE Inti naik 2,6%.
Dengan data inflasi PCE yang sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, maka harapan pasar akan pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang dapat dilakukan pada pertemuan September mendatang pun semakin terbuka lebar.
Jika hal tersebut benar terjadi, maka harga emas berpotensi mengalami apresiasi dalam waktu dekat.