
Peserta Bali Art of Harmony saat sesi meditasi di Pulau Nusa Dharma, Nusa Dua, Badung, Bali, pada 13 Desember 2023.
Kementerian Pariwisata berupaya menjadikan Bali sebagai pusat estetika dan kebugaran dunia dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan standar penyedia layanan estetika dan kebugaran.
“Bali memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata premium untuk estetika dan kebugaran,” kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Hariyanto, Kamis.
Namun, Korea Selatan masih menjadi yang terdepan dalam layanan estetika dan kebugaran. Ia menambahkan, Bali juga memiliki potensi karena tradisi kebugaran sudah mengakar dalam budaya provinsi tersebut.
Saat ini, Bali menjadi salah satu destinasi wisata kebugaran di Indonesia.
Oleh karena itu, ia mengatakan perlu disusun peta jalan jangka menengah dan jangka panjang untuk mendukung upaya menjadikan Bali sebagai pusat estetika dan kebugaran dunia.
Hariyanto mengatakan, pengembangan wisata kesehatan Indonesia hingga 2025 akan difokuskan pada wisata medis dan wisata kebugaran.
Menurutnya, diversifikasi dua cabang wisata di 10 destinasi wisata prioritas juga akan dilakukan, sejalan dengan draf teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029.
Ia menegaskan, dalam waktu dekat, Kementerian Kesehatan akan membuat draf regulasi tentang kategorisasi daya tarik wisata kebugaran (wellness tourism) Indonesia untuk memudahkan pemerintah fokus pada peningkatan produk wisata kebugaran (wellness tourism).
Ia menyebutkan, daya tarik wisata kebugaran yang telah ditetapkan adalah wisata ekologi hutan, alam, dan laut; gaya hidup sehat dan kebugaran; kuliner sehat; pengobatan herbal, komplementer, dan alternatif; seni dan acara (event); kesehatan mental, penyembuhan, dan spiritual; serta spa dan kecantikan