Tanda Kiamat Muncul di Antartika, Peneliti Ungkap Fakta Baru

Tim peneliti internasional dari University of Gothenburg mengoperasikan kapal bawah laut tanpa awak bernama ‘Ran’ untuk mengamati lapisan es di Antartika.

Untuk pertama kalinya, peneliti mampu mengamati peta detil di bawah lapisan es, sehingga mampu menghimpun informasi penting terkait potensi masa depan di Kutub Selatan.

Ran diprogram untuk menyelam masuk ke rongga lapisan es Dotson di Antartika Barat. Ran juga memindai es di atasnya dengan sistem sonar canggih.

Selama 27 hari, Ran menempuh jarak total lebih dari 1.000 kilometer bolak-balik di bawah gletser, mencapai 17 kilometer ke dalam rongga.

Sebagai informasi, lapisan es adalah kumpulan es glasial yang mengapung di laut pada bagian atas rongga es.

“Sebelumnya kami menggunakan data satelit dan inti es untuk mengamati perubahan gletser dari waktu-ke-waktu. Dengan navigasi kapal bawah laut, kami bisa mendapatkan peta beresolusi tinggi terkait es di lapisan bawah,” kata kepala peneliti Anna Wahlin, Profesor Oceanography dari University of Gothenberg, dikutip dari Scitechdaily, Rabu (7/8/2024).

Hasil penelitian menemukan geltser mencair lebih cepat karena arus bawah air yang kuat mengikis dasarnya. Dengan menggunakan kapal selam, para ilmuwan dapat mengukur arus di bawah gletser untuk pertama kalinya.

Mereka juga melihat bukti adanya pencairan yang sangat tinggi pada retakan vertikal yang membentang melalui gletser. Hal ini sebenarnya sesuai dengan prediksi awal dan temuan sebelumnya.

Namun, peneliti menemukan pola baru pada dasar gletser yang menimbulkan pertanyaan. Permukaannya tidak mulus dan terdapat bentangan es puncak, serta lembah dengan dataran tinggi. Teksturnya menyerupai bukit pasir.

Para peneliti berhipotesis bahwa ini mungkin terbentuk dari aliran air di bawah pengaruh rotasi Bumi.

“Sudah jelas bahwa asumsi tentang geltser yang mencair dengan cepat ternyata benar. Namun, model baru ini belum bisa menjelaskan pola-pola kompleks yang kami temukan,” kata Wahlin.

Lapisan Es Dotson adalah bagian dari lapisan es Antartika Barat, yang dianggap berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap kenaikan permukaan laut di masa depan karena ukuran dan lokasinya.

“Model yang lebih baik dibutuhkan untuk memprediksi seberapa cepat lapisan es mencair di masa depan,” Wahlin menjelaskan.

Studi ini dimulai pada 2022. Pada 2024, tim peneliti kembali dengan Ran untuk mengulangi survei ke lapisan es Dotson. Mereka cuma bisa mengulang penyelaman Ran satu kali, sebelum kapal selam itu hilang kontak.

“Meski kami mendapatkan banyak data berharga, namun kami tidak berhasil mengumpulkan semua data yang kami butuhkan. Kami berharap bisa mengganti Ran dan melanjutkan pekerjaan penting ini,” Wahlin memungkasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*