
Kakawin Nagarakretagama tak bisa dilepaskan dalam penggambaran sejarah tiga kerajaan besar di Jawa bagian timur. Namun menariknya naskah yang dibuat oleh Mpu Prapanca ini konon baru ditemukan lengkap jauh setelah Indonesia merdeka pada tahun 1978.
Penemuan empat naskah Kakawin Nagarakretagama di Pulau Bali, kemudian satu lagi di
Ketika Majapahit Jadikan Pahang Malaysia Wilayah Bawahan Usai Sumpah Palapa
Penemuan naskah Nagarakretagama sebanyak empat buah itu membangkitkan pandangan tentang kepopuleran Nagarakretagama yang berbeda sekali dengan waktu sebelumnya. Apalagi setelah diketahui bahwa naskah-naskah itu terdapat di tangan masyarakat biasa, tidak semuanya di puri.
Hal itu menunjukkan bahwa naskah Nagarakretagama memang dikenal di masyarakat Bali kuno, sebagaimana dikutip dari buku “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” oleh sejarawan Prof. Slamet Muljana.
Pada naskah Amlapura, milik seorang guru, ditulis pada halaman pertama wawacan Jawa, maksudnya bahwa isi naskah itu bertalian dengan sejarah Jawa, yang dimaksud dengan Jawa di sini ialah Majapahit. Tidaklah mengherankan jika naskah Nagarakretagama itu juga dikenal oleh penggubah Pararaton secara langsung atau tidak langsung.